BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Perdarahan
pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang berbahaya.Perdarahan pada
kehamilan muda disebut sebagai abortus sedangkan perdarahan pada kehamilan tua
disebut perdarahan anterpartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dengan
kehamilan tua adalah 22 minggu mengingat kemungkinan hidup janin diluar
uterus.Perdarahan anterpartum biasanya berbatas pada perdarahan jalan lahir
setelah kehamilan 22 minggu tapi tidak jarang terjadi pula pada usia kandungan
kurang dari 22 minggu dengan patologis yang sama. Perdarahan saat kehamilan
setelah 22 minggu biasanya lebih berbahaya dan lebih banyak daripada kehamilan
sebelum 22 minggu . Oleh karena itu perlu penanganan yang cukup berbeda .
Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta,
sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada kelainan plasenta umpamanya
kelainan serviks biasanya tidak seberapa berbahaya. Pada setiap perdarahan
anterpartum pertama-tama harus selalu dipikirkan bahwa hal itu bersumber pada
kelainan plasenta .
Perdarahan
anterpartum yang bersumber dari kelainan plasenta yang secara klinis biasanya
tidak terlampau sukar untuk menentukannya ialah plasenta previa dan solusio
plasenta serta perdarahan yang belum jelas sumbernya . Perdarahan anterpartum
terjadi kira-kira 3 % dari semua persalinan yang terbagi atas plasenta previa ,
solusio plasenta dan perdarahan yang belum jelas penyebabnya .
Pada
umumnya penderita mengalami perdarahan pada triwulan tiga atau setelah usia
kehamilan, namun beberapa penderita mengalami perdarahan sedikit-sedikit
kemungkinan tidak akan tergesa-gesa datang untuk mendapatkan pertolongan karena
disangka sebagai tanda permulaan persalinan biasa. Baru setelah perdarahan yang
berlangsung banyak, mereka datang untuk mendapatkan pertolongan .Setiap
perdarahan pada kehamilan lebih dari 22 minggu yang lebih banyak pada permulaan
persalinan biasanya harus lebih dianggap sebagai perdarahan anterpartum apapun
penyebabnya , penderita harus segera dibawah ke rumah sakit yang memiliki
fasilitas untuk transfusi darah dan operasi. Perdarahan anterpartum diharapkan
penanganan yang adekuat dan cepat dari segi medisnya maupun dari aspek
keperawatannya yang sangat membantu dalam penyelamatan ibu dan janinnya.
B. Tujuan
Mahasiswa
Mengerti dan memahami asuhan keperawatan pada klien dengan plasenta previa
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. KONSEP
TEORI
1.
Pengertian
Plasenta previa ialah plasenta yang
berimplantasi pada segmen bawah rahim dan menutupi sebagian
atau seluruh ostium uteriinternum (buku acuan nasional pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal
Plasenta
Previa adalah plasenta berimplantasi, baik parsial atau total pada
sekmen bawah uteri dan terletak di bawah (previa) bagian presentasi bawah janin (Lewellyn, 2001)
Plasenta previa plasenta yang
letaknya apnormal, pada sekme uterus
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pada jalan
lahir (Mansjoer, 2001).
Plasenta previa adalah plasenta
dengan implantasidisekitar sekmen bawah lahir, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh
osteum uteri internum
(Manuwaba, 1998)
Plasenta previa adalah plasenta
yang
berimplitasi rendah sehingga
menutupi sebagian/seluruh ostium uteri internum (Sastrawinata,
2004).
Jadi kesimpulanya menurut kelompok
kami Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal dan berimplantasi pada
segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan
lahir (ostium uteri internum)
2.
Etiologi
Penyebab plasenta previa secara pasti
sulit ditentukan, tetapi ada beberapafaktor
yang meningkatkan risiko terjadinya
plasenta previa, misalnya bekas operasirahim (bekas sesar atau
operasi mioma), sering mengalami infeksi rahim (radang panggul),
kehamilan ganda, pernah plasenta previa, atau kelainan bawaan rahim. Menurut Prof. Dr. Rustam Moctar MPH., 1998. Jakarta, beberapa faktor yang berhubungan
dengan peningkatan kekerapan terjadi plasenta previa, yaitu:
a. Paritas Makin banyak paritas
ibu, makin
besar kemungkinan mengalami plasenta previa
b. Usia
ibu pada saat hamil 8 Pada primigravida, umur diatas 35 tahun lebih sering dari
pada umur di bawah25 tahun
c. Hipoplasia
endometrium Bila kawin dan hamil pada umur muda
d. Endometrium. Endometrium cacat pada bekas
persalinan berulang-ulang, bekas operasi,kuretase, dan
mual plasenta
e. Korpus
luteum bereaksi lambat Dimana endometrium belum siap menerima hasil
konsepasi
f. Tumor-tumor Seperti
mioma uter, polip endometrium
g. Kadang-
kadang pada malposisi
3.
Tanda dan gejala
a.
Perdarahan tanpa nyeri pada saat tidur dan melakukan
aktifitas.
b.
Perdarahan berulang, mekanisme
pendarahan karena pembentukan segmen-segmen
bawah rahim menjelang kelahiran aterm sehingga plasenta lepas dariinplantasi
dan menimbulkan pendarahan.bentuk perdarahan dapat sedikit atau banyak dan
menimbulkan penyulit pada janin sama ibu penyulit pada ibu bisamenimbulkan
anemia sampai syok sedangkan untuk janin dapat menimbulkan
asfiksia sampai kematian jani dalam rahim.
c. Warna
perdarahan merah segar
d. Waktu
terjadinya saat hamil
e. His
biasanya tidak ada
f. Rasa
tidak tegang (biasa) saat palpasi
g. Denyut
jantung janin ada
h. Teraba
jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
i. Penurunan
kepala tidak masuk pintu atas panggul
j.
Presentasi mungkin abnormal,
implantasi plasenta disekmen
bawah rahiim menyebabkan bagian terendah tidak
mungkin masuk pintu atas panggul dan menimbulkan kelainan letak janin dalam
rahim.
4.
Patofisiologi
Perdarahan
anter partum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu saat
sekmen uterus telah terbentuk dan mulai melebar dan menipis. Umumnya terjadi
pada trimester ke tiga karena segmen bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan. Pelebaran sekmen bawah uterus
dan pembukaan servik menyababkan sinus uterus robek karena lepasnya
plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari
plasenta. Perdarahan tak dapat dihindarkan karena
adanya ketidakmampuan selaput otot segmen bawah uterus
untuk berkontraksi seperti pada plasenta letak normal.
klasifikasi
Plasenta Previa :
1.
Plasenta Previa totalis : seluruh ostium internum
tertutup oleh plasenta
2.
Plasenta Previa Lateralis
: hanya sebagian dari ostium
tertutup oleh plasenta
3.
Plasenta previa parsialis, apabila sebagian pembukaan
(ostium internus servisis) tertutup oleh jaringan plasenta.
4.
Plasenta previa marginalis, apabila pinggir plasenta berada
tepat pada pinggir pembukaan (ostium internus servisis)
5.
Plasenta letak rendah, apabila plasenta yang letaknya
abnormal pada segmen bawah uterus belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir
atau plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir permukaan sehingga tidak akan teraba
pada pembukaan jalan lahir.
5.
WOC
Plasenta Previa
|
Usia kehamilan 20 minggu
|
Penurunan konsntrasi Hb
|
Anemia
|
Perdarahan dinding vagina
atau serviks
|
Resiko cedera janin
|
Ansietas
|
Eritrosit menurun
|
Penurunan cardiac output
|
Sinus uterus robek
|
Lepasnya plasenta dari
dinding uterus
|
Pembukaan Serviks
|
Sekmen uterus telah terbentuk
dan mulai melebar dan menipis
|
Multi Paritas
|
Hamil usia diatas 35 tahun
|
Endometrium cacat
|
Tumor- tumor
|
Korpus luteum bereaksi lambat
|
6.
7.
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan
darah : hemoglobin, hematokrit
b. Pemeriksaan
ultra sonografi, dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan plasenta atau
jarak tepi plasenta terhadap ostium
c. Pemeriksaan
inspekkulo secara hati-hati dan benar, dapat menentukansumber perdarahan dari karnalis servisis atau sumber lain
(servisitis, polip,keganasan, laserasi/troma)
8.
Penatalaksanaan medik
a. Penatalaksanaan
Medis
Episode pendarahan significan yang
pertama biasanya terjadi di rumah pasien, dan biasanya tidak berat. Pasien
harus dirawat dirumah sakit
dan tidak dilakukan pemeriksaan vagina, karena akan mencetuskan
perdarahan yang sangat berat. Dirumah sakit TTV pasien diperiksa, dinilai
jumlah darah yang keluar, dandilakukan close match. Kehilangan darah yang banyak memerlukan transfusi.Dilakukan
palpasi abdomen untuk menentukan umur kehamilan janin, presentasi,dan
posisinya.
Pemeriksaan Ultrasonografi dilakukan
segara setelah masuk, untuk mengkonfirmasi diagnosis Penatalaksanaan selajutnya
tergantung pada perdarahan dan umur kehamilan janin. Dalam kasus
perdarahan hebat, diperlukan tindakan darurat untuk melahirkan bayi (dan
plasenta) tanpa memperhitungkan umur kehamilan janin. Jika perdarahan
tidak hebat, perawatan kehamilan dapat dibenarkan jika umur kehamilan
janin kurang dari 36 minggu. Karena perdarahan ini cenderung berulang,ibu harus
tetap dirawat di RS. Episode perdarahan berat mungkin mengharuskan pengeluaran
janin darurat, namum pada kebanyakan kasus kehamilan dapat dilanjutkan hingga
36 minggu ; kemudian pilihan melahirkan bergantung padaapakah derajat plasenta
previanya minor atau mayor. Wanita yag memiliki derajat plasenta previa
minor dapat memilih menunggu kelahiran sampai term atau denganinduksi persalinan,
asalkan kondisinya sesuai. Plasenta previa derajat mayor ditangani dengan
seksio seksarae pada waktu yang ditentukan oleh pasien ataudokter, meskipun
biasanya dilakukan sebelum tanggal yang disepakati, karena perdarahan
berat dapat terjadi setiap saat
b. Penatalaksanaan
keperawatan
Sebelum dirujuk anjurkan pasien
untuk tirah baring total dengan menghadap ke kiri, tidak melakukan
senggama, menghidari peningkatan tekanan rongga perut (misal batuk, mengedan
karena sulit buang air besar). Pasang infus NaCl fisiologis. Bila tidak
memungkinkan, beri cairal peroral, pantau tekanan darah dan
frekuensi nadi pasien secara teratur tiap 15 manit untuk mendeteksi adanya hipotensi atau syok akibat
perdarahan. Pantau pula BJJ dan pergerakan
janin.Bila terjadi
renjatan, segera lakukan resusitasi cairan dan transfusi darah bila tidak teratasi, upaya penyelamatan
optimal, bila teratasi, perhatikan usia kehamilan. Penanganan di RS dilakukan berdasarkan usia kehamilan. Bila terdapat renjatan, usia gestasi kurang dari
37 minggu, taksiran Berat Janin kurang dari 2500g, maka :
·
bila perdarahan
sedikit, rawat sampai sia kehamilan 37 minggu, lalulakukan
mobilisasi bertahap, beri kortikosteroid 12 mg IV/hari selama 3hari
· Bila perdarahan berulang, lakukan
PDMO kolaborasi
(Pemeriksaan Dalam
Di atas Meja Operasi), bila ada kontraksi tangani seperti kehamilan preterm. Bila tidak ada renjatan usia gestaji 37
minggu atau lebih, taksiran berat janin 2500g atau lebih
lakukan PDMO, bila ternyata plasenta previa lakukan persalinan perabdominam, bila bukan
usahakan partus pervaginam.
9.
Komplikasi
Episode
pendarahan berat dapat terjadi setiap saat, dan selama pendarahan ini janin dapat mati karena hipoksia. Setelah lahir, mungkin terjadi pendarahan
pada post partum karna terfoglas menginvasi segmen bawah uteri yang kurang
didukung oleh jaringan vena. Pada kebanyakan kasus, pendarahan berhenti setelah
pemberian oksitosin, namun kadang-kadang perdarahan tidak dapat dihentikan
sehingga diperlukan histerektomi
B. KONSEP
ASKEP
1.
Pengkajian
a. Anamnesa
·
Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat,
medicalrecord dll.
·
Keluhan utama : Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28
minggu/trimester III
- Sifat perdarahan; tanpa sebab,
tanpa nyeri, berulang
- Sebab
perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek; terbentuknya SBR,
terbukanyaosteum/manspulasi intravaginal/rectal.
-
Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya robekan pembuluh
darah dan placenta.
·
Inspeksi
- Dapat dilihat perdarahan
pervaginam banyak atau sedikit.
- Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.
·
Palpasi abdomen
- Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah.
- Sering dijumpai kesalahan
letak
- Bagian terbawah janin belum turun,
apabila letak kepala biasanya kepala masih goyang/floating
b. Riwayat
Kesehatan
Ø Riwayat Obstetri
Memberikan imformasi yang penting
mengenai kehamilan sebelumnya agar perawat
dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan sekarang. Riwayat obstetri
meliputi :
a) Gravida,
para abortus, dan anak hidup (GPAH)
b) berat
badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
c) pengalaman
persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong persalinan
d) Jenis
anetesi dan kesulitan persalinan .
e) komplikasi
maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi, dan perdarahan.
f) komplikasi
pada bayi
g) rencana
menyusui bayi
Ø Riwayat mensturasi
Riwayat
yang lengkap di perlukan untuk menetukan taksiran persalinan(TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). Untuk menentukan
TP berdasarkan HPHt dapat digunakan rumus naegle, yaitu hari ditambah
tujuh, bulan dikurangi tiga, tahun disesuaikan.
Ø Riwayat Kontrasepsi
Beberapa
bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat kunjungan pertama.
Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut pada kehamilan yang tidak diketahui
dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual pada janin.
Ø Riwayat penyakit dan operasi:
Kondisi kronis seperti dibetes
melitus, hipertensi, dan penyakit ginjal bisa berefek buruk pada
kehamilan. Oleh karena itu, adanya riwayat infeksi, prosedur operasi, dan
trauma pada persalinan sebelumnya harus di dokumentasikan
c. Pemeriksaan
fisik
a)
Umum
Pemeriksaan
fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil:
1) Rambut
dan kulit
· Terjadi
peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra.
· Striae
atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.
· Laju
pertumbuhan rambut berkurang.Wajah
2) Mata
: pucat, anemis
3) Hidung
4) Gigi
dan mulut
5) Leher
6) Buah
dada / payudara
· Peningkatan
pigmentasi areola putting susu
· Bertambahnya
ukuran dan noduler
7) Jantung
dan paru
· Volume
darah meningkat
· Peningkatan
frekuensi nadi
· Penurunan
resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu darah pulmonal.
· Terjadi
hiperventilasi selama kehamilan.
· Peningkatan
volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas.
· Diafragma
meningga.
· Perubahan
pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
8) Abdomen
· Menentukan
letak janin
· Menentukan
tinggi fundus uteri
9) Vagina
· Peningkatan
vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda Chandwick)
· Hipertropi
epithelium
10) System
musculoskeletal
· Persendian
tulang pinggul yang mengendur
· Gaya
berjalan yang canggung
· Terjadi
pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan diastasis rectal
b)
Khusus
1) Tinggi fundus uteri
2) Posisi dan persentasi janin
3) Panggul dan janin lahir
4) Denyut jantung janin
(Roeshadi, 2004).
2.
Diagnosa
a. Penurunan
cardiac out put berhubungan dengan perdarahan dalam jumlah yang besar
b. Ansietas
yang berhubungan dengan perdarahan kurangnya pengetahuan mengenai efek
perdarahan dan menejemennya
c. Resiko tinggi cedera (janin) b/d Hipoksia jaringan / organ, profil darah
abnormal, kerusakan system imun.
3.
Intervensi
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan/Kriteria
Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Penurunan
kardiak output berhubungan dengan perdarahan dalam jumlah yang besar
|
Setelah
dilakukkanya tindakan keperawatan 2 X 24 jam diharapkan penurunan kardiak output tidak
terjadi atau teratasi dengan kriteria hasil :
o Volume darah
intravaskuler dan kardiak output dapat diperbaiki sampai nadi, tekanan darah,
nilai hemodinamik, serta nilai laboratorium menunjukkan tanda normal
|
1. Kaji dan catat TTV, TD
serta jumlah perdarahan.
2. Bantu pemberian
pelayanan kesehatan atau mulai sarankan terapi cairan IV atau terapi
transfusi darah sesuai kebutuhan.
|
Pengkajian yang akurat
mengenai status hemodinamik merupakan dasar untuk perencanaan, intervensi,
evaluasi.
Memperbaiki volume
vaskuler membutuhkan terapi IV dan intervensi farmakologi. Kehilangan volume
darah harus diperbaiki untuk mencegah komplikasi seperti infeksi, gangguan
janin dan gangguan vital ibu hamil.
|
2
|
Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan efek
perdarahan dan manejemennya.
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24
diharapkan ansietas dapat berkurang dengan kriteria hasil :
1. Pasangan dapat
mengungkapkan harapannya dengan kata-kata tentang manajemen yang sudah
direncanakan, sehingga dapat mengurangi kecemasan pasangan.
|
1. Terapi bersama pasangan
dan menyatakan perasaan.
2. Menentukan tingkat
pemahaman pasangan tentang situasi dan manajemen yang sudah direncanakan.
3. Berikan pasangan
informasi tentang manajemen yang sudah direncanakan.
|
Kehadiran perawat dan pemahaman secara empati merupakan alat terapi yang
potensial untuk mempersiapkan pasangan untuk menanggulangi situasi yang tidak
diharapkan.
Hal yang diberikan perawat akan memperkuat penjelasan dokter dan untuk
memberitahu dokter jika ada penjelasan yang penting.
Pendidikan pasien yang diberikan merupakan cara yang efektif mencegah dan
menurunkan rasa cemas. Pengetahuan akan mengurangi ketakutan akan ha-hal yang
tidak diketahui.
|
3.
|
Resiko tinggi cedera (janin) b/d hipoksia jaringan/ organ,profil
darah abnormal,kerusakan system imun.
|
Kriteria
evaluasi :
Menunjukkan
profil darah dengan hitung SDP, Hb, dan pemeriksaan koagulasi DBN normal.
|
1. Kaji jumlah darah yang hilang. Pantau
tanda/gejala syok
2. Catat suhu, hitung SDP, dan bau serta warna
rabas vagina, dapatkan kultur bila dibutuhkan.
3. Catat masukan/haluaran urin. Catat berat
jenis urin.
4. Berikan heparin, bila diindikasikan
5. Berikan antibiotic secara parenteral
|
Hemoragi berlebihan dan menetap dapat
mengancam hidup klien atau mengakibatkan infeksi pascapartum, anemia
pascapartum, KID, gagal ginjal, atau nekrosis hipofisis yang disebabkan oleh
hipoksia jaringan dan malnutrisi.
Kehilangan darah berlebihan dengan penurunan
Hb meningkatkan risiko klien untuk terkena infeksi.
Penurunan perfusi ginjal mengakibatkan
penurunan haluaran urin.
Heparin dapat digunakan pada KID di kasus
kematian janin, atau kematian satu janin pada kehamilan multiple, atau
untukmemblok siklus pembekuan dengan melindungi factor-faktor pembekuan dan
menurunkan hemoragi sampai terjadi perbaikan pembedahan
Mungkin diindikasikan untuk mencegah atau
meminimalkan infeksi.
|
4.
Implementasi : sesuai
intervensi
5.
Evaluasi : sesuai
kriteria hasil
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perdarahan yang salah satunya
disebabkan oleh plasenta previa, dapat menyebabkan kesakitan atau kematian baik
pada ibu maupun pada janinnya. Faktor resiko yang juga penting dalam terjadinya
plasenta previa adalah kehamilan setelah menjalani seksio sebelumnya ,kejadian
plasenta previa meningkat 1% pada kehamilan dengan riwayat seksio. Kematian ibu
disebabkan karena perdarahan uterus atau karena DIC (Disseminated Intravascular
Coagulopathy). Sedangkan morbiditas/ kesakitan ibu dapat disebabkan karena
komplikasi tindakan seksio sesarea seperti infeksi saluran kencing, pneumonia
post operatif dan meskipun jarang dapat terjadi embolisasi cairan amnion
(Hanafiah, 2004).
Terhadap janin, plasenta previa
meningkatkan insiden kelainan kongenital dan pertumbuhan janin terganggu
sehingga bayi yang dilahirkan memiliki berat yang kurang dibandingkan dengan
bayi yang lahir dari ibu yang tidak menderita plasenta previa. Risiko kematian
neonatal juga meningkat pada bayi dengan plasenta previa (Hanafiah, 2004).
B. Saran
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah
pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan keperawatan dan dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
b.
Bagi
petugas-petugas Kesehatan
Diharapkan
dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam
bidang keperawatan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health
education dalam perawatan luka perineum untuk mencegah infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran , edisi ketiga . Media Aesculapius FKUI
.Jakarta
Marilynn E. Doenges & Mary Frances
Moorhouse, 2001, Rencana Perawatan Maternal/Bayi,
edisi kedua. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.
Murah, Manoe dkk. 199. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Obstetri Dan Ginekologi. Bagian /SMF
obstetri dan ginekologi FK Unhas . Ujung Pandang.
Sandra M. Nettina. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.
Sarwono.
1997. Ilmu Kebidanan. Yayasan bina
pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
BetVictor - Gambling News - DrmCD
BalasHapusBetVictor. BetVictor. 파주 출장샵 BetVictor is a 속초 출장샵 relatively 당진 출장안마 new sportsbook and casino that opened a few months 광주광역 출장안마 ago. 춘천 출장샵 The betway brand started